Waspada! Tanpa Kita Sadari Hutan Gundul Bisa Sebabkan Penularan Covid-19


Hutan by: https://instagram.com/kazamaindra

Hutan merupakan sumber oksigen sekaligus sumber kehidupan bagi makhluk hidup termasuk manusia. 
Pernahkah kamu berpikir apa yang akan terjadi apabila hutan yang dulunya subur dan rindang kini menjadi gundul?
Ataukah kamu pernah berpikir bisakah kita hidup sehat tanpa adanya hutan?
Berpikir tentang hutan gundul, penyebab yang sering terjadi adalah penebangan pohon secara liar atau pembakaran hutan. Hal ini biasanya terjadi saat adanya pembukaan lahan perkebunan, pemukiman atau pembuatan furniture guna kepentingan beberapa pihak.

PENEBANGAN LIAR

Kawasan Hutan di desa Duren, Sawahan seluas kurang lebih 600ha dalam kondisi gundul (Rekian-radarkediri.id)

Seperti dikutip dari radarkediri.id di Desa Duren. Penebangan liar menyebabkan ratusan hektare (ha) hutan gundul dan hanya tersisa beberapa pohon sengon yang tumbuhnya jarang.
Padahal sudah bisa kita pikir apabila penebangan liar terus dilakukan akan menyebabkan jumlah oksigen (O2) semakin menurun dan dapat meningkatkan jumlah karbondioksida (CO2). Dimana CO2 sangat tidak baik bagi kesehatan manusia.

Bagaimana dengan karhutla? Dan mengapa sering terjadi di Sumatera dan Kalimantan?

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Karhutla memang sering kali terjadi di wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan. Mengapa demikian? Karena jumlah tanah gambut yang terdapat dikedua pulau tersebut menjadi salah satu penyebab kebakaran merambat lebih cepat. Hingga mengakibatkan polusi udara yang berasal dari asap hasil pembakaran hutan dan lahan.
Selain itu, dampak hutan gundul akibat dari karhutla karena menghasilkan jumlah asap yang berlebiban tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia melainkan sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

DAMPAK
Adapun dampak yang diakibatkan oleh penebangan liar dan karhutla adalah:
  • Berkurangnya oksigen karena jumlah tumbuhan yang tumbuh dihutan makin berkurang.
  • Alam semakin panas hingga berujung pada kekeringan karena tumbuhan yang dulunya menjadi daerah pelindung kita dari sinar matahari dan resapan air, sudah dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
  • Banjir. Salah satu pertanyaan yang muncul saat acara talkshow di KBR "mengapa saat hujan banjir dan saat panas kekeringan?". Ya, hal yang sering terjadi di Indonesia memang seperti itu karena tumbuhan yang fungsinya menyerap air sudah dibakar habis. Sehingga saat hujan lebat turun dapat membuat air mengalir kedataran rendah dengan jumlah yang berlebihan dan akhirnya menyebabkan banjir. Kebalikan dari banjir saat musim panas telah tiba, air yang tadinya diserserap oleh tumbuhan saat musim hujan akan digunakan oleh tumbuhan saat musim kemarau. Namun, apa daya tumbuhan sudah ditebang habis-habisan. Makanya saat musim kemarau bisa sebabkan kekeringan dimana-mana.
  • Longsor. Debit air hujan yang berlebihan dapat membuat struktur tanah menjadi rusak hingga mengakibatkan terjadinya longsor.
  • Pemanasan global. Hutan gundul juga bisa sebabkan pemanasan global karena fungsi tumbuhan sebagai pengubah zat karbon sudah tidak lagi berfungsi. Hal ini dapat mempengaruhi lapisan ozon menipis dan berakibat pada mencairnya es di kutub.
  • Rusaknya ekosistem. Hutan gundul bisa sebabkan hubungan timbal balik makhluk hidup dan lingkungannya menjadi rusak.
  • Berpengaruh pada hewan dan tumbuhan. Apabila habitat dirusak maka tumbuhan akan mati dan hewan ikut mati atau bisa saja masuk ke pemukiman penduduk untuk mencari makanan maupun tempat tinggal. Sehingga dapat mengancam keselamatan manusia.
  • Berpengaruh pada kesehatan. Apabila terjadi karhutla kabut asap yang muncul dapat menyebabkan timbulnya penyakit asma dan ispa. Mereka yang terpapar langsung dengan kabut asap lebih rentan terkena penyakit tersebut. Seperti kata Ketua Pokja paru dan Lingkungan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. Feni Fitriani Sp.P(K) "terutama anak-anak, ibu hamil, lansia, orang-orang yang sudah ada penyakit kroniknya seperti penyakit paru kronik, kanker paru, asma, darah tinggi, strok adalah kelompok yang rentan terhadap kebakaran hutan". Tuturnya. Ia menambahkan "kelompok ini juga rentan kalau terkena virus Covid, itu dia akan lebih beresiko menderita gejala yang berat." dalam sebuah talkshow dengan tema Kemarau dan Ancaman Karhutla di Tengah Pandemi. Tidak hanya itu, bahaya akibat karhutla juga bertambahnya jumlah kecelakaan akibat jarak pandang yang tertutup oleh kabut asap.
Penularan Virus Corona (Covid-19) semakin tinggi
Selain asma dan ispa, Virus Corona (Covid-19) juga menyerang sistem pernapasan. Virus ini bisa menular dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia. Berawal dari flu yang disertai batuk kemudian akan terasa demam dan radang tenggorokan adalah gejala terkena Covid-19.
Saat karhutla terjadi maka kabut asap melanda seluruh wilayah termasuk negara-negara tetangga. Kita sebagai manusia tanpa disadari sudah menghirup asap tersebut, hingga bisa sebabkan batuk dan terserang penyakit ispa. Parahnya lagi, jika tidak diobati dengan benar akan mudah tertular Covid-19. Kemudian, saat penebangan liar, habitat hewan telah musnah. Hal ini dapat menyebabkan masuknya hewan liar ke pemukiman penduduk seperti ular, harimau. Sementara ular mungkin saja merupakan salah satu hewan yang mempunyai virus tersebut hingga dapat tertular ke manusia. 
Oleh karena itu lakukan pencegahan dengan cara menjalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat dan dimasak dengan sempurna. Istirahat yang cukup. Sering mencuci tangan apabila menyentuh alat-alat publik. Selalu menggunakan masker saat berada diluar rumah. Saat sedang batuk, wajib untuk menutup mulut dengan tisu. Dan bagi perokok segeralah berhenti merokok. 

Cara mencegah hutan gundul
  • Reboisasi. Penanaman pohon kembali merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan guna mengembalikan fungsi hutan yang seharusnya. Tanpa adanya kesadaran dari kita untuk kelestarian hutan maka hutan akan tetap rusak.
  • Ubah pola pikir dari dengan mencegah. Mengapa? Ya, lebih baik mencegah dari pada memadamkan api yang sudah merembet kemana-mana. Pertama, apabila melihat orang pribadi atau korporasi melakukan pembakaran atau menebang pohon secara ilegal segera lapor kepihak yang berwajib. Jangan hanya diam saja. Atau jangan turut serta membakar hutan dan lahan. Ingat! Sayangilah anak, cucu kita. Karena hutan yang subur merupakan warisan terbaik bagi mereka.
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya bisa Anda lihat di sini
Sumber:
Gambar by:

Post a Comment

0 Comments